Selasa, 24 Agustus 2010

Mengenal Jenis Pencahayaan

  1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi atau peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak mungkin ruang makan selalu romatis.
  2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak, berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah.
  3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain contoh di atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu.
  4. Natural lighting,  alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain sejak awal, pemanfaatan cahay matahari juga dapat membuat ruangan menjadi terang.

Filter Cahaya

Perlu diperhatikan bahwa warna benda transparan (misalnya filter cahaya), sangat bergantung pada warna cahaya yang diteruskan. Sedangkan pada warna benda tidak transparan (seperti batu, daun dan lainnya) tergantung pada warna yang dipantulkan. Jadi filter cahaya juga berfungsi sebagai penerus warna-warna tertentu.



Teknik Pencahayaan

Teknik Pencahayaan

1. Fungsi Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh indra penglihatan/mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi fungsi berikut:
- menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
- menciptakan gambar yang artistik,
- membuat efek khusus,
- menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu.

2. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi didasarkan pada fungsi pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis cahaya terdiri atas (1) cahaya kunci/cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill light), dan (3) cahaya belakang (back light).

Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan. Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk tujuan menciptakan efek tertentu key light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya mengenai sebagian objek.

Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah satu sisi menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light berfungsi menimpa/menghilangkan bayangan key light. Fill Light juga berfungsi meratakan intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill light biasanya lebih dari satu disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan. Back Light berasal dari belakang obyek, dan biasanya digunakan sebagai pembentuk gambar artistik dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius).

TATA CAHAYA

Dalam seni pertunjukan, tata cahaya berada dalam disiplin teknik produksi bersama dengan tata pentas, kriya panggung (stage craft) dan hal hal lain yang bersifat sebagai pendukung visual suatu pergelarlan.dalam perkembangan seni pertunjukan di Indonesia teknik produksi belum mendapat perhatian yang cukup bahkan dalam pendidikan kesenianpun tidakada jurusan yang membuka peminatan teknik produksi tersebut.

Dengan semakin banyaknya festival-festival seni pertunjukan diberbagai kota maka kebutuhan untuk mengemas pertunjukan menjadi sesuatu yang menarik dan lain dari penyajian kelompok lain, maka kebutuhan pemahaman teknik produksi tumbuh. Namun seringkali tumbuh kembangnya seni pertunjukan tidak seiring dengan berkembangnya gedung pertunjukan. Akustik ruangan, penataan cahaya dan tata teknik pentasnya seringkali tak memenuhi persyaratan minimal untuk suatu pertunjukan.

Dalam situasi seperti itulah para pekerja dibelakang panggung merekayasa agar pertunjukan menjadi sesuau yang berarti dan punya sumbangan dalam perkebangan seni pertunjukun.

Studi-studi yang dilakukan oleh para pekerja belakang panggung pada umumnya dilakukan sendiri oleh para pelaku itu sendiri atau bersama-sama dengan kelompoknya atau kalau beruntung bisa mengikuti lokakarya-lokakarya yang diadakan oleh lembaga-lembaga kesenian yang punya pehatiandan keprihatinan terhadap perkembangan dunia seni pertunjukan.

Seorang penata cahaya disamping harus studi tentang teks, koreografi dan seni visual yang lain harus memahami tentang aspek teknik dari peralatan-peralatan yang akan menjadi media ekspresinya dan memahami karakter dari bentuk panggung dan auditoriumnya. Pemahaman teks bisa dipahami dengan mempelajari sejarah dan genre dari gaya pertunjukkannya. (buku-buku Yacob Sumarjo, Asrul Sani, Rendra, PW, NR, KA, dll). Pemahaman tentang tata teknik pentas dan teknik menggambar dapat dibantu dengan penguasaan komputer (Beamlight, Write Light, Daslight, Corel, CAD, Vector Work, wyswyg).

STUDI TEKSTUAL

Mempelajari naskah naskah drama, puisi, cerpen dan prosa. Sasarannya adalah melatih kepekaan untuk melihat yang tersirat dalam teks itu, tangkas menyusun plot dan menemukan berbagai perubahan susasana, ruang, pikiran-pikiran para tokohnya dan menjalin struktur dramatiknya.

Dengan mempelajari latar belakang penulisnya maka akan ditemukan visi dari penulisnya yang bersangkutan. Karena inti dari penataan cahaya adalah membangun atmosfere bagi para tokoh yang sedang menghidupkan pentas. Tentu saja dalam hal ini diskusi dengan sutradara dan para pekerja artistik yang lain seperti penata set, dll menjadi suatu keharusan. Keputusan terahkir adalah pada sutradara.

STUDI PENTAS DAN AUDITORIUM

Karakter dari pentas amat bergantung pada auditoriumnya dan masing masing pentas mempunyai aura yang amat spesifik. Secara umum dapat dibagi menjadi 3 bentuk yang berbeda, yaitu:

1. Pentas Proscenium

Bentuk pentas dimana penonton dengan pentasnya dipisahkan oleh orkestra pit dan penonton melihat dari satu arah saja. Pentasnya diberi frame seperti kamar yang dinding keempatnya dibuka. (Wayang Orang, Kethoprak)

1. Pentas Arena.

Bentuk pentas dimana pentas dan penontonnya berada dalam satu atap. Penonton melihat pentas dari berbagai sisi yang pada umumnya 3 sisi. Variasinya amat banyak seperti tapal kuda, lingkaran (theatre in round) dll.

1. Trust

Gabungan antara pentas proscenium dengan teater arena. ( Sasono Langen Budoyo).

Dari sekian banyak variasi pentas, prosceniumlah yang palik banyak memerlukan peralatan pendukung untuk membuat para penyaji betul-betul menjadi pusat perhatian para penontonnya.

STUDI TATA CAHAYA.

Studi utama dari penataan cahaya adalah alam beserta seluruh isinya. Karena penataan cahaya diatas pentas adalah peniruan dari apa yang terjadi di alam semesta raya ini. Dari sumber cahayanyadapatlah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Cahaya Langsung

Cahaya yang berasal dari matahari dengan segala pantulannya.

1. Cahaya Tak Langsung

Cahaya yang berasal dari bulan dengan segala macam pantulannya.

Aplikasi dari sumber pencahayaan alam tersebut diatas pentas menjadi sebagai berikut:

- Key Light

Cahaya utama yang berasal dari lampu-lampu type profile, lekolite maupun ellipsoidale. Karakter cahayanya tajam dengan pendaran cahaya yang dapat dibuat amat tajam maupun menyebar karena adanya lensa planno convex yang dapat diatur jaraknya dengan sumber cahaya. Biasanya digunakan untuk mencahayai wilayah yang khusus dan pemakaian yang spesial.

- Fill Light

Cahaya pengisi yang berasal dari lampu-lampu fresnell dan flood. Karakter cahayanya lembut dan merata dari pusat hingga pinggir, karena sumber cahayanya dipecah oleh lensa sperikel, namun cahayanya dapat dipusatkan maupun disebar dengan mengatur jarak lensanya dengan sumber cahayanya. Biasanya digunakan untuk mendapatkan suasana dengan menyiram panggung dengan warna- warna hangat maupun dingin.

Untuk mencapai hasil yang maksimal tentang system tata cahaya, penata cahaya harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sistem jaringan listrik dan sgala aturan keselamatan pemasangan listrik.

Distribusi cahaya menjadi bagian yang penting dalam perencanaan tata cahaya agar seluruh wilayah permainan dapat tercahayai, sehingga perubahan gerak dan ekspresi wajah dapat diamati oleh penonton dengan baik. Melihat posisinya terhadap pentas, maka pencahayaan dapat dibagi menjadi:

- Front Light

Cahaya yang berasal dari depan pentas yang bertujuan untuk membuat wajah dapat terlihat dari penonton. Jarak sumber cahaya dan objek cukup jauh maka diperlukan profile, lekollite, ellipsoidale agar cahaya dapat dikendalikan, karena dengan menggunakan shutter cahaya yang menerpa dinding proscenium dapat dihilangkan

- Over Head

Cahaya berasal dari atas kepala pemain dengan tujuan mencahayai area panggung dari atas. Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahaya tegak lurus diatas kepala pemain (downlight) meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tidak tersalur akibat posisi tersebut. Karena jarak yang tidak terlalu jauh,type Fresnell dan Plano Convex (PC) menjadi pilihan. Namun karena pertimbangan ekonomis PAR CAN Medium menjadi alternatif.

Down Light

Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahay tegak lurus diatas kepala pemain, meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tak tersalur akibat posisi tersebut. PC, Fresnell dan Lekolite menjadi pilihan, namun PAR CAN Very Nerrow dapat menjadi alternatifnya.

- Back Light

Cahaya yang berasal dari belakang pemain yang membuat bagian atas pemain menjadi lebih terang dibanding bagian lain, dengan demikian pemain seakan-akan tidak menempel dengan backdrop. Fresnell dan PAR Can Medium menjadi pilihannya.

- Side Light

Cahaya berasal dari damping yang berguna mencahayai sisi kiri atau kanan pemain. Cahaya ini amat dibutuhkan untuk karya tari utamanya balet karena banyak gerakan angkat kaki dan lompat.

- Cyclorama

Cahaya yang lembut dari atas (upper horizone) dan dari lantai panggung ( lower horizone) yang berfungsi memberikan cakrawala dan perubahan-perubahan suasana. Flood dan Striplight dengan berbagai variasinya menjadi pilihan.

Setelah melakukan riset atas kebutuhan artistik yang dikehendaki sutradara dan melakukan pendataan atas pentas yang akan digunakan untuk pertunjukan, mengamati latihan, mengukur lamanya perubahan dari satu adegan yang lain maka mulailah pekerjaan mendesain light plot. ( Denah panggung, lighting template, Vector Work, CorelDraw, CAD, Daslight dll)

Hasil Kerja penata cahaya (paper work) berupa:

Light Plot:

Berupa gambar penempatan posisi lampu, type, no channel/dimmer, warna dan arah lampu, jarak.

Hook Up Channel:

Berupa list yang memberi informasi no channel.

Instrument Schedule:

Berupa list yang memuat informasi penempatan dan type lampu.

Magic Sheet:

Berupa List yang memberi informasi kelompok warna, area dan no channel guna memudahkan ketika membuat Cue Sheet.

Cue Sheet:

Berupa list yang memuat daftar no channel, intensitas dan lamanya perubahan tiap tiap cue.

Pelaksanaan persiapan pementasan biasanya diatur jadwalnya ole Stage Manager (SM), biasanya urutannya adalah pemasangan set, penataan lampu dan penataan suara. Seringkali nyaris dilakukan bersamaan karena masa persiapan yang amat singkat. Tangan dingin dan keceriaan serta ketegasan SM akan membuat situasi ini menjadi mudah.

Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh team tata cahaya setelah berkoordinasi dengan SM grup maupun SM dari gedung yng bersangkutan adalah sebagai berikut:

Instalasi:

Pekerjaan menggantung lampu sesuai type dan posisinya, memasang instalasi sesuai no chanell yang dikehendaki.

Trim:

Menempatkan posisi lampu (batten) pada ketinggian yang dikehendaki.

Channel List:

Mencek no channel apakah sudah sesuai dengan hook up.

Focusing:

Mengarahkan cahaya ke area yang dikehendaki sekaligus memasang filter lampu.

Plotting:

Menyusun lighting cue bersama dengan para pemain dan sutradara agar area, suasana, intesitas sesuai dengan kehendak sutradara. Pada proses ini seringkali terjadi proses diskusi yang amat seru sehingga memakan waktu yang lama.

Dry Rehearsal:

Latihan seluruh aspek teknik yang diperlukan dalam pertunjukan, pergantian set, perubahan lampu dan efek-efek suara dipandu oleh SM namun tanpa pemain. Seringkali disebut juga Technical Rehearsal.

Dress Rehearsal

Latihan lengkap seluruh aspek pemanggungan, pemain dengan make up dan busana lengkap dari awal hingga ahkir. Seringkali gladi ini dijual kepada publik dengan harga yang lebih murah dari hari pertunjukannya, juga untuk keluarga para pemain dan wartawan untuk melihat bagaimana respon penonton. Komando dilakukan oleh SM beserta para crew yang sudah terbagi sesuai tanggung jawab yang diberikan.

Dasar-dasar Tehnik Pencahayaan Studio

Dasar-dasar Tehnik Pencahayaan Studio

Teknik Pencahayaan Studio

Penerapan teknis pencahayaan di studio memiliki beberapa keterbatasan. meskipun demikian, anda harus dapat membuat lighting pada subjek foto seolah2 sumber cahaya y di pakai merupakan yang alami. Tetapi walau bagaimana pun teknis lighting yg dipakai tetap harus mengikuti teori cahaya dan pencahayaan. Pada dasarnya, pencahayaan di studio dapat memanfaatkan sinar jendela (Window Lighting) dan menggunakan cahaya buatan, saat ini yang akan di bahas adalah pencahayaan Window Lighting.
Tehnik Window lighting termasuk tehnik yg paling digemari karena lebih alami, Rembrandt van Ryn salah seorang pelukis asal Belanda adalah salah seorang yg sangat cermat memperhatikan arah datangnya cahaya dan banyak melukis dengan sudut datang cahaya sekitar 45 derajat dari belakang atau 90 derajat dari samping.
Dalam fotografi untuk menghasilkan efek cahaya rembrandt dengan memanfaatkan sinar dari jendela, untuk membatasi cahaya yg masuk digunakan tirai sebagai pemotong cahaya.

Kelebihan dan kekurangan window lighting

Teknik pencahayaan window lighting adalah teknik pencahayaan yang praktis dan mudah di banding penggunaan lighting lainnya, namun demikian ada kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan teknik window lighting.
berikut kelebihan dari pencahayaan window lighting:
Foto yang dihasilkan menghasilkan/menampilkan cahaya yg lebih natural
Lokasi pemotretan dapat dilakukan dimana saja selama ruangan memiliki jendela dan matahari masih bersinar
Pemotretan yang dilakukan di dalam ruangan memberikan rasa nyaman. Model tidak merasa terganggu dengan peralatan lampu dan cahaya lampu flash, sehingga foto terlihat dinamis dan tidak kaku.
Peralatan yang di butuhkan relatif sedikit.

namun demikian ada beberapa kekurangan dari tehnik ini antara lain:
Fotografer harus mengantisipasi keadaan cuaca yg berubah2, matahari yg bersinar tiba2 tertutup mendung atau tiba2 turun hujan.
Waktu pemotretan terbatas karena tergantung kondisi cahaya matahari
Jumlah model yang dipotret terbatas karena menghindari cahaya yg tidak merata dan detail foto yg tidak sempurna, semakin banyak jumlah model membutuhkan jendela yg cukup besar.

Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan ketika melakukan tehnik window lighting,
Tinggi kamera letak kamera sebaiknya setinggi mata model atau paling tinggi setinggi dahi model karena jika terlalu rendah maka lubang hidung dan hidung akan terlihat kurang mancung. Demikian juga jika kamera terlalu tinggi maka dahi akan tampak lebar dan dagu mengecil. namun pada prinsipnya posisi kamera lebih rendah ato tinggi akan menghasilkan distorsi, distorsi akan berkurang jika menggunakan lensa dengan panjang focal 80-135mm.
Pengukuran Cahaya untuk menghindari bagian2 yang under dan over exposure, pengukuran cahaya dilakukan pada bagian yang terkena cahaya, terutama bagian wajah model, ada baiknya metering pencahayaan dinaikan 1/3 sampai 1/2 stop dari pengukuran cahaya sebenarnya agar ekposure yang di inginkan bisa diperoleh, namun hal ini tidak menjadi patokan tergantung ISO yg digunakan.
Arah Cahaya Cahaya matahari yang datang dari Utara (northlight) merupakan cahaya yg paling tepat untuk tehnik ini dibandingkan cahaya yg datang dari arah lain. Cahaya yg datang dari arah ini menghasilkan efek pencahayaan yg konsisten, soft, dan dapat digunakan sepanjang hari.
Posisi Model dan Background Jauh dekatnya objek dengan jendela dapat mempengaruhi tampilan pada background. jika model lebih dekat dengan jendela maka akan dihasilkan bayangan pada wajah yg lembut dengan background yang terlihat gelap, jika model jauh dari jendela maka efek pada model akan terlihat lebih keras dengan background yg terlihat terang. Disini pengaturan pose model harus diperhatikan untuk bisa menonjolkan karakter dari model tersebut.

Pencahayaan dengan menggunakan Peralatan Studio

Sebelumnya telah dibahas tehnik pencahayaan dengan menggunakan pencahayaan alami yaitu sinar matahari, saat ini yang akan di bahas adalah pencahayaan dengan cahaya buatan yaitu dengan menggunakan lampu studio. Dasar dari dari pencahayaan studio sbenarnya mengacu pada sifat cahaya matahari, yaitu arah cahaya yang ditimbulkan harus searah sehingga bayangan yang timbul hanya satu, seperti sifat cahaya dari matahari.

1. Pencahayaan dengan menggunakan satu sumber cahaya.

Seorang fotografer hendaknya tidak terkendala oleh keterbatasan alat untuk berkreasi, Seorang fotografer sebaiknya memiliki konsep sebelum memulai pemotretan di studio agar ia dapat memanfaatkan satu sumber cahaya. Pengetahuannya mengenai cahaya dan karakteristiknya dari sumber cahaya yang digunakan sangat penting dalam membantu fotografer dalam menghasilkan karya yang di inginkan. Metode penggunaan satu sumber cahaya umumnya digunakan untuk membuat foto portrait dengan maksud untuk menampilkan karakter atau profil yang baik.

Pemanfaatan satu sumber cahaya secara maksimal dapat dilakukan dengan menggunakan aksesori yang terdapat di sekitar, seperti kertas kalkir atau dengan mengubah posisi sumber cahaya terhadap terhadap objek, Dibutuhkan kecermatan untuk menentukan posisi pencahayaan terbaik yang dapat menampilkan objek secara tepat dan menarik.

a. Paramount/Hollywood/Butterfly

Pencahayaan jenis ini sering dipakai di Hollywood pada era tahun 1940-1950an, efek yang ditimbulkan oleh tehnik ini adalah bayangan yang mengikuti garis bawah lubang hidung dan jika diamati akan memiliki bentuk seperti bentuk kupu-kupu.

Tehnik pencahayaan untuk mendapatkan bayangan tadi diambil dengan menggunakan lampu yang di arahkan tepat di depan model pada posisi yang lebih tinggi. Efek ini akan terlihat jelas pada sesorang yang memiliki struktur wajah yang bagus atau sempurna, Umumnya pemotretan jenis Fashion/Beauty lebih cocok dengan pencahayaan jenis ini.



b. Loop

Efek yang didapat dari teknik pencahayaan ini adalah timbul bayangan di salah satu sisi samping lubang hidung. Bisa berada di sisi sebelah kiri atau sisi sebelah kanan sesuai dengan letak lampu yang di arahkan ke model. Pencahayaan ini mudah diunakan untuk pemotretan keluarga besar atau perorangan.



c. Rembrandt

Seperti pada pembahasan pencahayaan Rembrandt dengan Window Lighting, selanjutnya ide ini diikuti oleh para fotografer dengan meletakan posisi lampu agak tinggi dari objeknya ( dapat disebelah kiri atau kanan objek). Efek yang didapat adalah bayangan segitiga yang terdapat pada bagian wajah mata disalah satu sisi wajah. Pencahayaan ini biasanya digunakan fotografer yang ingin menampilkan sebuah potret yang menonjolkan nilai artistik.



d. Split

Tehnik ini menonjolkan sebuah foto yang lebih tertuju pada nilai artistiknya. Efek yang dihasilkan berupa bayangan pada wajah yang terlihat setengah gelap dan setengah terang. Posisi lampu diarahkan tepat disamping kiri atau kanan dan searah dengan model. Biasanya kesempurnaan Split ini akan terlihat pada karakter wajah yang memiliki kulit putih dan struktur hidung yang bagus.

Peralatan tata cahaya untuk foto dan video

Mengenal Peralatan dan perlengkapan Studio Foto

Mengenal Peralatan dan perlengkapan Studio Foto

1. Ruang Studio

Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis foto apa yang akan dihasilkan, jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan ruang studio yang luas seperti pada foo keluarga aau grup yang memerlukan ruangan yang besar. Jadi tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari studio tersebut.

Pada tahap awal studio dapat berukuran 3 x 4 m atau 4 x 6 m pertimbangannya menyangkut perlengkapan yang harus disimpan seperti kamera, lampu background dan lain-lain.



2. Kamera dan Lensa

Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera format kecil yg biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format dan kamera format besar. Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk pemotretan portrait, biasanya digunakan kamera format medium, sedangkan pemotretan still life memakai kamera format besar. Akan tetapi bukan berarti kamera format kecil atau kamera 35mm tidak dapat digunakan untuk pemotretan studio. Saat ini sudah banyak studio foto yang memakai kamera dengan format 35mm untuk pemotretan portrait di studio.

Digital kamera format 35mm








Digital Medium Format


Digital Large format 200 mega pixel

3. Cable Release

Fungsi dari alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini akan memudahkan fotografer ketika menekan tombol pelepas rana sehingga mengurangi risiko bergoyangnya kamera (shake) terutama pade pemotretan dengan kecepatan rana rendah atau bulb.

Cable Release

4. Electronic Flash Head

Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas seketika dan memproduksi cahaya berdurasi singkat.

Lampu Flash Studio








5. Kabel Sinkronisasi

Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana kabel ini menghubungkan kamera dengan lampu studio.

Kabel Syncro

6. Triger dan receiver

Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bias menyala saat tombol rana kamera ditekan, pemasangan alat ini dimaksudkan agar fotografer dapat leluasa bergerak tanpa direpotkan oleh kabel sinkronisasi yang terpasang dikamera.

Triger dan Receiver


7. Alat Pengukur Cahaya/Flash Meter / Light meter

Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan untuk menentukan bukaan diafragma yang seharusnya di pakai dikamera, Sebelum menggunakan alat ini dilakukan penyetelan kecepatan rana dan iso yang digunakan

Flash Meter

8. Alat pengukur Suhu warna / Color Meter

Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya yang digunakan pada saat pemotretan berlangsung digunakan alat pengukur suhu warna atau color meter. Alat ini menginformasikan mengenai tinggi rendahnya suhu warna sehingga bias didapat nilai dari white balance yang akan disetting di kamera atau penggunaan filter warna yang tepat untuk kamera.

Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar 5500 Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring dengan pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun hingga bisa mencapai 4300 Kelvin dan menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu warna tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat.

Color Meter


9. Standar Reflektor

Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar reflector yang menghasilkan cahaya yang langsung dan keras.

Standar Reflektor

10. Reflektor

Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan dari cahaya utama, reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu putih, perak dan emas dimana masing-masing warna mempunyai karakter dari pentulannya tersebut.

Reflektor

11. Payung Studio

Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta pancaran cahaya yang lebih luas di bandingkan dengan standar reflector. Alat ini sangat efektif digunakan pada pemotretan yang membutuhkan cakupan area cahaya yang luas, namun dibanding dengan standar reflector pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit di arahkan.

White Convertible Umbrella



Shoot Throught Umbrella/Transparance Umbrella


Silver Umbrella

12. Softbox

Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan dengan payung, cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang dihasilkan softbox lebih terbatas, ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat, semakin besar ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox dapat menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model.

Softbox

13. Octo Dome

Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan cahaya yang terarah, selain itu octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan pada pupil mata model.

Octodome

14. Snoot

Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar mendapatkan efek spot, Alat ini biasanya digunakan di diatas dan dibelakang objek untuk menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar belakang. misalnya untuk H